Jumat, 21 Desember 2018

Sejarah Batu Mata Kucing atau Cat Eyes

Mengenal tingkatan batu permata, mata kucing / cats eye, tergolong batu peringkat ketiga dibawah zambrut Colombia & berlian, akan tetapi dalam pengembangan di pasar International, batu mata kucing cellone, menduduki peringkat pertama dalam bursa penjualan batu mulai terlaris.
Asal-usul batu mata kucing terjadi atas pembekuan zat asam yang terlahir menurut sifat air & mengandung sulfur perekat tertinggi selama ribuan tahun lamanya. Batu ini dianggap juga ametis cristal terkuat yang mengandung 8 mohs kadar kekerasan batu dengan bentuk urat air mengalir.

Dalam peradaban manusia dimasa keemasan zaman Purwarica Bata Wening, batu mata kucing sangat didewakan sebagai lambang menurut keasrian alam, sedangkan di zaman raja agung Zulkarnaen (Zaman selesainya Nabiyullah Nuh AS) batu ini telah menduduki tahta tertinggi dengan ditempatkannya kepada kursi kebesaran sang kaisar & mahkota para raja kala itu.

Namun kepada masa Nabiyullah Sulaiman AS, batu mata kucing mulai raib keberadaannya & digantikan dengan batu termulia ketika ini yaitu, merah delima, & baru dimasa kejayaan WaliSongo, kisah batu mata kucing mulai terangkat pergi lewat wasilah seseorang putri raja Tarta, Ong Tin, yang tiba ke pulau Jawa.

Terkenalnya Batu Mata Kucing di Indonesia
Sekitar tahun 1400M, seseorang putri cantik anak menurut raja Tartar, yang bernama Ong Tin, dengan dikawal 40 perahu akbar penuh dengan pernak pernik perhiasan, guci, piring, giok dan ratusan batu permata yang dibawanya menurut Negara asalnya China, sekarang sedang menuju pelabuhan Cirebon.

Sang putri ternyata sedang mabuk asmara terhadap Syarif Hidayatullah, pemuda tampan yang pernah tiba ke istana ayahandanya. Konon sebelum seluruh ini terjadi, Syarif Hidayatullah, yang kala itu merasa hatinya gundah gulana & sulit buat memejamkan matanya, akhirnya bisa tertidur pulas disalah satu perahu jukung milik nelayan yang sengaja ditambatkan dipinggiran pesisir laut Cirebon. Dengan kekuasaan-Nya, disaat Syarif Hidayatullah, tertidur lelap, Allah SWT, menghempaskan perahu tadi hingga jauh hingga ke negeri China.

Syarif Hidayatullah
Kedatangan Syarif Hidayatullah, ke Negara China, ternyata tidak disukai sang raja Tartar, pasalnya Syarif Hidayatullah, secara pribadi mengundang banyak kecintaan rakyat Tartar, atas kelembutan & celoteh bahasanya yang sangat sopan. Takut dirinya tersaing sebagai seseorang raja, maka dipanggilah Syarif Hidayatullah, keistana raja.
Dengan mengedepankan sifat kekuasaan, sang raja Tartar, mulai menyiasati Syarif Hidayatullah, yang kala itu dianggapnya punya kelebihan diatas manusia kepada umumnya dengan cara, putrinya Ong Tin, dihiasi dengan bokor tembaga hingga menyerupai perempuan sedang bunting 8 bulanan. Kisanak sebelum aku membicarakan pernyataan, coba kau lihat apakah putriku ini hamil atau tidak terang sang raja. Wahai raja Tartar, atas ijin Allah, tidak timbul seseorang perempuan yang sudah bunting misalnya putri anda dinyatakan tidak hamil Atas jawaban ini raja pun tertawa terbahak-bahak, merasa dirinya menang menurut jawaban Syarif Hidayatullah barusan.

Lalu beliaupun melucuti ikat pinggang putrinya buat menerangkan bahwa putrinya ini tidak hamil melainkan hanya sebuah bokor yang dipasang. Namun apa yang dipandang raja ketika itu memproduksi beliau murka akbar, ternyata bokor yang dipasang kepada perut putrinya lenyap & berganti dengan hamil sungguhan Sungguh kejam sihirmu wahai sang penenun jahat lalu dengan lupan amarahnya Syarif Hidayatullah, akhirnya diusir menurut negaranya.

Dengan bencana ini sang putripun merasa memalukan & terus menangis tiada henti, disisi lain, selesainya melihat pemuda tadi yang tidak lain adalah Syarif Hidayatullah, sang putri eksklusif jatuh hati.

Kesedihan sang putri memproduksi sang ayahanda tidak tega melihatnya, maka diutusnya 400 pasukan buat mengantarkan sang putri menemui Syarif Hidayatullah di tanah Pasundan.

Kembali ke cerita semula, sesampainya di perbatasan pesisir Cirebon, putri Ong Tin, yang hatinya telah diliputi perasaan cinta eksklusif berlari kegirangan & tanpa di sadari olehnya, kalung yang dipakainya tersangkut dahan hingga terjatuh diantara timbunan pasir laut & kisah ini terjadi tepatnya di daerah pesisir Pasir Ipis, daerah Ciledug.

Dalam sejarah keWalian, kalung yang dipergunakan putri Ong Tin, adalah berbentuk rantai tipis yang terbuat menurut emas putih dengan dihiasi berlian ungu & ditengahnya masih timbul batu mulia akbar yang sangat bagus dipandang mata yaitu, batu mata kucing hijau dengan serabut urat air yang sangat lembut.

Lewat sejarah jatuhnya kalung putri Ong Tin, Ir. Kosasih, selaku putra mahkota Kanoman, yang sekarang menempati rumah sederhana di daerah karang Asem Sindang Laut Cirebon, beliau pernah menuliskan dalam bukunya yang berjudul Keindahan Cats eye Cellone Disitu dijelaskan secara rinci bahwa Sesungguhnya batu yang paling bagus di dunia ketika ini adalah batu mata kucing yang pernah dipakaioleh putri asal China, yang dimaksud dalam goresan pena ini adalah putri Ong Tin.

Batu kemilau dengan struktur seberat 39 crat, berwarna hijau crystal & bercahaya emas memanjang berakibat batu ini terindah di dunia

Pada tahun 1970 an, atas prakasa Ir. Kosasih sendiri beliau mengumpulkan para Ahli Hikmah, Barang siapa yang bisa menemukan batu mata kucing hijau seberat 39 crat, baik dengan jalan rill juga secara bathin, maka kami hadiahkan seluruh uangku yang timbul

Saat Misteri menanyakan eksklusif kepada sumbernya (Ir. Kosasih) mengenai bepergian para Jawara ahlul bathin di tahun 1970 an, beliau hanya menggeleng sedih membuktikan batu mata kucing yang pernah di pakai sang putri Ong Tin, belum bisa ditemukan. Bahkan beliau berucap Bila ketika ini timbul yang bisa menemukannya saya berani bayar 21 Milliar

Wow sungguh fantastic harga yang diberikan buat sebuah batu sejarah. Kisah perburuan batu mata kucing ini masih berlanjut, & kepada tahun 1997 hingga 1999, atas prakarsa Ir. Sujatmiko, seseorang arkeologi ternama asal kota Bandung, yang dibayar eksklusif sang (Alm) HM.Soeharto, mantan presiden RI-2, berakibat tempat Pasir Ipis, yang sekarang sudah sebagai bukit & hutan sangat rame sang para jawara ahli bathin yang ingin mengadu nasib.
Kalau itu Misteri sendiri ikut andil dalam perburuan batu berkelas millyaran rupiah selama kurang lebih 2 bulanan. Kisah raibnya batu mulia mata kucing Cellone kepunyaan putri Ong Tin, selama enam abad silam, memproduksi batu ini sangat mashur di seluruh belahan Nusantara, akan tetapi dalam kenyataannya, belum timbul satupun yang memiliki batu mata kucing berwarna hijau crystal seberat 39 crat, paling yang timbul ketika ini hanya seberat lima hingga 8 crat, itupun masih dalam tarap Cellone madu & belum crystal sekali.

Perburuan Batu Mata Kucing di Hutan Pasir Ipis
Siapapun tentu akan kepincut dengan iming-iming puluhan milyar rupiah hanya sekedar mencari satu batu bersejarah, kisah ini Misteri alami sendiri yang ternyata hampir seluruh ahli bathin Cirebon, kala itu turun seluruh dengan segala indera-indera gaib yang dibawanya. Aroma wewangian kian santer menusuk hidung tatkala Misteri baru hingga ditempat yang dituju, hampir disetiap sudut hutan & bebukitan Pasir Ipis, telah ditempati majemuk manusia dengan pola & tingkah laku yang tidak sinkron satu dengan yang lainnya.

Hutan Pasir Ipis
Ada yang misalnya orang bertapa, berteriak memanggil penunggu bangsa gaibiyah setempat, menggerakkan tubuh & tangannya misalnya orang sedang kesurupan, berdzikir secara tartil, munajat dengan diam & masih banyak tingkah laku aneh lainnya.

Namun hampir 90% para ahli bathin kala itu mengundurkan diri karena adanya hawatif yang sama, bahwa : Mustika mata kucing cellone kepunyaan putri Ong Tin, akan terus mendampingi tuannya hingga hingga alam nirwana dimana beliau permanen bersanding dengan Waliyullah Kamil Sunan Gunung Jati Sebab secara hakikiyah telah di nash dalam Al-Quran disurat Arrohman.Salah satu batu yang menempati alam nirwana adalah Lulu Yakut & Marzan Sedangkan mata kucing kepunyaan putri Ong Tin, adalah salah satu menurut sekian milyar batu yang sangat langka dipasaran & sudah termasuk Green diamond atau yang dianggap dengan berlian Lulu (Berlian berwarna hijau muda crystal).
Dalam kisah ini bisa dipetik hikmahnya, bahwa segala sesuatu yang kita inginkan tidak semuanya menunai keberhasilan, sesungguhnya ini seluruh adalah wujud menurut kasih sayang Allah SWT, yang mengingatkan kepada kita seluruh bahwa, jangan saling menyalahkan pendapat atau pemberian juga wujud menurut suatu ilmu orang lain, tapi teruslah belajar buat bisa intropeksi diri dalam segala makna kesalahan, alasannya hal semacam ini lebih mulia menurut kepada sifat pemimpin yang mengedepankan dirinya sendiri dalam pandangan hubbud dunia (Selalu mengejar materi)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar